Minggu, 27 Oktober 2013

PLN Bersih, No suap, No Korupsi dan No Gratifikasi

Good Governance adalah seperangkat proses yang diberlakukan dalam suatu organisasi dalam menentukan keputusan. Good Governance walaupun tidak dapat menjamin sepenuhnya segala sesuatu akan menjadi sempurna - namun, apabila dipatuhi jelas dapat mengurangi penyalah-gunaan kekuasaan dan korupsi.

Bila dilihat dari pengertian tersebut diatas, jelas bahwa PLN telah mendukung pengertian dari Good Governance tadi. Hal ini dapat dilihat beberapa keputusan yang telah dijalankan PLN antara lain: Direktur Utama PLN, Nur Pamudji, mendapatkan Bung Hatta Anti-Coruption Award (BHACA) 2013, Sistem 4 (empat) Pilar utama PLN Bersih yang dikenal dengan PITA, Lomba Blogger dukung PLN Bersih dan Pilot Project PLN Bersih pada 13 unit PLN

Empat Pilar PLN Bersih (PITA) yaitu Partisipasi, Integritas, Transparansi dan akuntabilitas sesuai dengan dasar karakteristik Good Governance yaitu:
1. Partisipasi aktif
2. Tegaknya hukum
3. Transparansi
4. Responsif
5. Berorientasi akan musyawarah untuk mendapatkan mufakat
6. Keadilan dan perlakuan yang sama untuk semua orang.
7. Efektif dan ekonomis
8. Dapat dipertanggungjawabkan




Berlakunya karakteristik-karakteristik diatas biasanya menjadi jaminan untuk:
-Meminimimalkan terjadinya korupsi
-Pandangan minoritas terwakili dan dipertimbangkan
-Pandangan dan pendapat kaum yang paling lemah didengarkan dalam pengambilan keputusan.

Hal yang paling sering terjadi didalam suatu perusahaan untuk menjalankan bisnis yang bebas dari praktek korupsi adalah sistem kontrol dalam pelaksanaan tersebut, bilamana kontrol atau pengawasan hanya menjadi penghias dan tidak dapat bersikap independen, Good Governance tidak berjalan secara maksimal.

Sistem yang berlandaskan empat pilar utama PLN Bersih yang dikenal dengan PITA, seperti dibawah
berikut:
1. Partisipasi, partisipasi dari para pegawai PLN dan seluruh stakeholders dalam berkomitmen dan menjalankan dan mendukung program PLN Bersih dengan baik

Pilar pertama, partisipasi, meliputi deklarasi komitmen integritas pegawai PLN di seluruh lapisan unit dan wilayah kerja PLN. Partisipasi ini juga aktif melibatkan pihak-pihak yang terlibat kerja sama dengan PLN melalui deklarasi Collective Action yang merupakan komitmen bersama (PLN, Vendor, Publik) untuk mencegah terjadinya korupsi dalam pengadaan barang dan jasa . Lebih dalam lagi, PLN dan mitra kerja ini juga harus saling mendukung lewat multistakeholder forum yang menjadi sarana komunikasi, evaluasi kualitas, akuntabilitas dan integritas dalam pengadaan barang/Jasa dan pelayanan pelanggan.

Hal tersebut diatas tentunya harus lebih banyak disosialisasikan, khusus mengenai publik lebih baik melibatkan LSM dengan menggunakan sistem random, artinya LSM dipagari oleh periode hingga Independen tetap terjaga. Banyak contoh soal bila suatu keadaan bersifat konstan sering terjadinya praktek Suap, Korupsi dan Gratifikasi menjadi subur

2. Integritas, integritas dari para pegawai dalam bekerja melayani masyarakat sangat penting artinya untuk membangun budaya PLN Bersih

Pilar kedua, integritas, menjadikan para pegawai PLN patuh kepada Code of Ethic (CoE) dan Code of Conduct (CoC) yang berlaku di perusahaan. Implementasinya bisa seperti pegawai PLN dilarang berinteraksi dengan vendor yang berpotensi menimbulkan benturan kepentingan (conflict of interest) dan timbulnya gratifikasi melalui berbagai media terutama dan tidak sebatas seperti main golf, undian dalam suatu permainan, dan lain-lain. integritas ini juga berlaku pada proses pelayanan pelanggan melaui perbaikan indeks Integritas Layana Publik (ILP). Salah satu penerapan yang sudah berjalan melalui kemudahan proses pasang baru (PB), tambah daya (TD), dan layanan gangguan (LG) listrik yang bebas dari korupsi dan suap.

Code of Ethic (CoE) dan Code of Conduct (CoC) merupakan bagian utama dalam menciptakan Budaya PLN Bersih Hal tersebut dapat terbukti bila Code of Ethic (CoE) dan Code of Conduct (CoC) dapat diterjemahkan pegawai PLN kepihak masyarakat dengan baik sehingga menimbulkan simbol-simbol positif Tentunya harus diimbangi pula dengan pelaksanaan riset survey ke masyarakat guna membuktikan bahwa Code of Ethic (CoE) dan Code of Conduct (CoC) bukan sebatas tulisan yang hanya menjadi rambu-rambu penghias

3. Transparansi, keterbukaan informasi dan sikap responsif terhadap permintaan informasi publik sangat menentukan dan penting dalam pembangunan budaya PLN Bersih

Pilar ketiga, transparansi, merupakan landasan utama bagi terciptanya iklim keterbukaan perusahaan lewat keterbukaan informasi kepada publik. Penerapan prinsip transparansi sejalan dengan Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Nomor 14 Tahun 2008 yang sudah diakomodir oleh PLN lewat Keputusan Direksi Nomor 501 Tahun 2012. Keputusan mengatur tentang prosedur keterbukaan dan permintaan informasi oleh publik baik melalui media seperti internet maupun media konvensional seperti buku panduan, brosur, leaflet, dan lain-lain Hal ini tentu sudah dilakukan oleh PLN,

kedepan penyajian keterbukaan informasi dan sikap responsif terhadap permintaan informasi publik lebih didayakan kepada benefit yang dirasakan langsung oleh masyarakat hingga akan membentuk brand company yang reliable

4. Akuntabilitas, pilar ini menuntut pegawai PLN untuk selalu responsif terhadap setiap keluhan pelanggan dan juga mendukung implementasi wishtle blower system dan program pengendalian gratiikasi.

Pilar keempat, akuntabilitas, merupakan prinsip dari sikap responsif terkait dengan Complaint Handling Mechanism (CHM) untuk memberikan kesempatan pengaduan terkait pelayanan pelanggan dan pengadaaan barang/jasa, dan lain-lain. wujudnya saat ini berupa tersedianya saluran aduan telepon melalui contact center 123 dan website PLN. Selain itu juga diterapkannya mekanisme Whistle Blower System dan pengelolaan gratifikasi untuk melindungi kerahasiaan pelapor. Point Akuntabilitas merupakan point yang amat penting dalam mendukung program PLN Bersih; Contact Center 123, Website PLN dan Whistle Blower System merupakan bagian pilar utama dari Akuntabiltas PLN.

Struktur organisasi menyangkut hal tersebut diatas alangkah baiknya bersifat indepen dan transparan karena hal ini sangat mempengaruhi nilai keutuhan dari budaya PLN Bersih, Apabila 4 pilar utama tersebut dijalankan dengan baik strategi manajemen dalam mewujudkan budaya PLN Bersih akan menjadi kenyataan, sebaliknya bila 4 Pilar utama tersebut hanya menjadi slogan, kemungkinan hanya waktu yang akan mengantarkan kepada lubang permasalah yang makin membesar

Beberapa sumber dikutip dari wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar